Sang Pedang Allah, bukti ketulusan sang pejuang........

SEBELUM ISLAM DAN SESUDAHNYA

Beliau adalah pemuda Quraisy yang termashur perwira dan gagah berani pada masa sebelum ia memeluk agama Islam dan sesudahnya. Acapkali beliau bersekutu dengan. Quraisy dalam memerangi Nabi di beberapa medan perang. Bahkan kemenangan Quraisy dalam perang Uhud adalah karena keperwiraan Khalid.

Pada tahun kedelapan Hijrah barulah terbuka hati beliau kepada Islam. Bersama-sama dengan Amr bin ‘As beliau datang ke Madinah mencemplungkan diri ke dalam Islam dan meninggalkan Quraisy dalam keniusyrikan. Besar sekali kegembiraan Rasulullah menyambut kedatangan Khalid sebagai anggota Umat Islam, karena beliau kenal betul keistimewaan Khalid dan keunggulannya dalam siasat perang sehingga dia memperoleh “Saifullahil Maslul” (Pedang Allah yang terhunus).

PEPERANGAN BELIAU

Setelah beliau masuk Islam, beliau turut segala peperangan bersama Rasulullah. Turutserta juga beliau dalam menaklukkan kota Makkah, mengepalai pasukan berkuda. Kemudian itu menerima perintah memerangi kabilah-kabilah Arab. Keunggulan beliau itu nyata betul dalam Peperangan Mu’tah. Mulanya Rasulullah mengutus Zaid bin Harisah pergi memerangi Syahrabil bin Amr yang membunuh utusan Nabi kepadanya bernarna Haris bin Umair. Rupanya bangsa Arab dan orang Rum telah berkumpul dengan

lengkapnya terlalu banyak sekali. Pertempuran terjadi dengan hebatnya. Jenderal Zaid gugur, digantikan oleh Ja’far bin Abi Thalib, beliau syahid pula, digantikan lagi oleh Abdullah bin Rawahah, gugur pula.

Kaum Muslimin sudah terdesak, terkepung dari segala jurusan. Dengan segera komando dipegang oleh Khalid bin Walid yang membuktikan dengan kenyataan kepintarannya dan kegagahannya yang luar biasa, sehingga kaum Muslimin terlepas dari kepungan dan pulang dengan selamat.

MEMERANGI ORANG MURTAD DAN PENAKLUKAN IRAQ DAN SYAM

Pada permulaan pemerintahan Abu Bakar banyak terlihat orang-orang Murtad karena hendak melepaskan diri dari tugas-tugas Agama. Untuk mengatasi hal itu Abu Bakar memerintahkan Khalid menghunus pedang. Akhirnya banyak dari mereka yang mati terbunuh dan banyak pula yang tobat lalu kembali kepada Islam. Dalam usaha menaklukkan Iraq dan Al Jazirah yang bernaung di bawah kekuasaan Parsia tidak dapat pula dilupakan jasa-jasa Khalid. Kepada beliau ahli sejarah memberikan gelaran “Jenderal yang belum pernah kalah.”kegagahan dan Penaklukan Syam dalam pertempuran Jarmuk, siasat perang beliau sangat dipuji. Karena susunan tentaranya yang rapi dan disiplin itu tentara Rum kucar-kacir, Herachus lari ke negerinya bahkan nama Khalil saja cukuplah untuk menggentarkan hati musuh.

BELIAU DIPECAT

Sepeninggal Abu Bakar, sewaktu Umar bin Yuhattab jadi Khalifah, beliau dipecat dari jabatan jenderal, digantikan oleh Abu Ubaidah. Marahkah Khalil karena itu? Iri hatikah beliau kepada Abu Ubaidah? Patahkah semangat beliau dalam berjuang? Tidaksama sekali! Beliau berkata: “Saya berjuang bukan karena Umar, saya berjuang karena Allah.” Beliau tetap setia kepada Agama, dan kepada khalifah dan patuh di bawah pimpinan Abu Ubaidah. Beliau wafat tahun 21 H, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab di rumahnya sendiri, berlainan dengan cita-citanya yang telah berjuang 13 tahun lamanya yaitu agar ia mati syahid di medan perang. Karena sedikit pun tak ada lagi tempat terluang pada tubuhnya dari bekas tusukan pedang . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar